Fokka membukakan pintu sebuah ruang pertemuan yang sering dipakai dokter-dokter melakukan pertemuan untuk merencanakan sebuah tindakan medis yang akan dilakukan. Fokka sengaja mengajak serta Leon dan Fia, agar bisa semakin mengerti tentang prosedur medis yang akan Fia terima. Di dalam ruangan sudah ada Indra, Ganda, Hafiz, dan Fokka. Empat sekawan dokter itu duduk di setengah sisi meja berbentuk oval itu. Tidak jauh dari meja itu terlihat sebuah papan putih dan sedikit tulisan yang belum terhapus sempurna. Fia dan Leon duduk bersampingan, saling berhadapan dengan empat dokter.
“Ok, Le. Langsung aja ya,” buka Fokka. Leon mengangguk, Leon menggenggam tangan Fia dari bawah meja. Leon merasakan khawatir, namun Leon tau, Fia juga merasakan hal yang sama.
“Pertama, saya selaku yang bertanggu
