Elis memeluk tungkai nya yang menekuk. Sudah berulang kali Elis menyeka air mata yang menetes. Di samping ia duduk tergeletak sebuah stik dengan dua garis samar. Di benak nya sudah ada bayangan raut kecewa dari wajah mamanya. #lis adalah kebanggaan keluarga, karena ia berhasil menempuh pendidikan dari jalur prestasi. Masuk ke fakultas kedokteran, dengan beasiswa yang menanggung adalah hal yang sulit didapatkan, dan Elis berhasil. Ia sudah menyusun penelitian, sidang skripsi sudah di depan mata. Tapi Elis takluk oleh seorang lelaki yang mampu membuatnya tersenyum setiap harinya. Dia Leon, mahasiswa fakultas teknik yang terlihat nakal tapi sebenarnya mahasiswa andalan para dosen. Saat itu Leon menyodorkan ponselnya ke Elis, di sebuah kantin kampus. Saat itu hari sudah sore, kantin tempa