Leon mengusap ponsel nya, lalu mendekatkan layar benda pipih itu ke telinga kirinya. Tangan kanan Leon masih mengendalikan setir mobil. Sebelumnya, Leon memberikan isyarat dengan meletakkan telunjuknya ke bibir, Elis menanggapi isyarat Leon dengan anggukan. “Halo, sayang,” buka Leon. Elis menunduk, ia mengerti maksud Leon memberikan tanda agar Elis tidak bersuara karena Leon menerima telepon dari istrinya, “Kamu nanti pulang jam berapa, Le?” Tanya Fia pelan. “Hm, kurang lebih jam lima sore, ada apa sayang?” Tanya Leon lembut, Elis semakin menunduk, ia merasa kecewa oleh dirinya sendiri. Kalau saja tidak ada penghalang, mungkin sapaan lembut dan perhatian itu adalah miliknya. “Aku harap kamu bisa pulang lebih awal, aku rindu..” rengek Fia. Leon tertawa ringan, “Aku juga rindu. Tun