7.Melabrak perselingkuhan

1044 Kata
Pertanyaan Sena berhasil membuat Aldi bingung harus menjawab apa. Seharusnya ini bukan pertanyaan yang sulit. Tinggal jawab bukan saja sudah beres semua. Tapi entah kenapa, Aldi merasa berat untuk menjawabnya. “Papa mandi dulu ya. Sena kalau mau main, main di rumah aja. Jangan pergi ke mana-mana.” Ya, pada akhirnya ia memilih untuk menghindari pertanyaan anaknya. Hingga membuat bocah itu langsung mengerucutkan bibirnya kesal. “Papa mah gitu,” gerutu Sena. Kemudian ia berjalan memasuki kamarnya untuk bermain iPad di sana. Tak terasa, dua jam sudah berlalu. Selesai menunaikan ibadah sholat maghrib, Aldi langsung bersiap-siap di ruang tamunya untuk menunggu kedatangan Zea. Sena yang memang penasaran dengan murid papanya pun menolak untuk belajar. Ia ikut menunggu di ruang tamu sambil memakan jajanannya. Sementara itu, Sean asik bermain PS dengan omnya di ruang keluarga. “Masih lama, Pa?” tanya Sena. “Mana Papa tau,” balas Aldi cuek. Ia sedang fokus membaca buku sekarang, jadi tidak terlalu menanggapi pertanyaan anaknya yang terus diulang-ulang sedari tadi. “Tidur aja kalau udah ngantuk,” suruh Aldi. “Nggak mau,” balasnya ketus. Setengah jam telah berlalu. Orang yang sudah ditunggu-tunggu sejak tadi tak kunjung datang ke rumahnya. Aldi pun bolak-balik melihat ponselnya, namun tidak ada pesan masuk dari wanita itu. “Ck. Kebiasaan suka telat,” gerutunya kesal. “Lama ih,” keluh Sena. Matanya terlihat sudah merem melek menahan kantuk, karena seharian ini beraktivitas tanpa istirahat tidur siang. Aldi pun menghela napas melihatnya. Ia kemudian berdiri dari duduknya dan mengangkat tubuh anaknya yang sudah lemas karena mengantuk. “Bobo dulu. Nanti Papa bangunin kalau kakaknya udah datang,” ujar Aldi, sambil membawa anaknya berjalan menuju kamarnya. Setelah , ia kembali ke ruang tamu dan melihat ponselnya yang sedang menyala. Ternyata ada pesan masuk dari Zea. Zea ilmu hukum B Pak, saya minta maaf Saya datangnya agak telat dikit nggak papa, kan? Soalnya saya mau ngantar teman saya dulu ke The Cloud Aldi mengerutkan keningnya bingung. “Ngapain dia malam-malam ke Bar?” gumamnya. Ya, The Cloud adalah salah satu Bar yang cukup terkenal di kotanya. Dan kabarnya, The Cloud ini menjadi salah satu tempat berkumpulnya para wanita kupu-kupu malam dan lelaki hidung belang. Jadi menurutnya sangat mencurigakan, kalau ada wanita ataupun pria yang malam-malam datang ke sana. *** Sementara itu di sisi lain, dua orang wanita terlihat berjalan memasuki sebuah Bar yang terletak di samping Hotel mewah. Mereka adalah Zea dan juga Caca. Tujuan mereka ke sini adalah untuk melabrak pacar Caca yang berselingkuh, bukan untuk open BO seperti yang orang-orang pikirkan. Tadi sehabis maghrib, Caca menangis dan mengadu ke Zea kalau ia mendapat kiriman foto pacarnya yang sedang berselingkuh dengan wanita lain di sebuah Bar. Zea yang hendak berangkat bimbingan pun mengurungkan niatnya, karena Caca mengajaknya untuk melabraknya ke sana. “Di mana dia sekarang?” tanya Caca pada seorang Pelayan laki-laki. Ya, orang itulah yang melapor pada Caca. Dia adalah teman Caca, jadi sangat hafal dengan wajah pacarnya Caca karena waktu itu pernah bertemu sekali. “Masuk kamar.” Caca hendak bergegas pergi, namun langsung ditahan oleh pria itu. “Jangan buru-buru. Dia nggak bakal bukain pintu kalau tau lo yang datang,” jelasnya. Kemudian pria itu mengambil baju pelayan yang ada di laci mejanya. Lalu ia berikan pada Zea yang sedari tadi hanya terdiam saja. “Pakai ini. Pura-pura ngantar makanan ke kamar dia, biar dia nggak curiga,” suruhnya. “Iya. Dia kan belum pernah ketemu sama lo, jadi nggak bakal tau kalau lo teman gue,” sahut Caca. Zea memang belum pernah bertemu dengan pacar Caca, dan Caca juga belum sempat mengenalkannya karena mereka baru berpacaran dua bulan. Zea memandangi bajunya sebentar. Kemudian ia lantas berjalan cepat ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Demi sahabatnya, apapun akan ia lakukan. Meskipun nanti harus ada resiko yang ia tanggung. Setelah berganti pakaian, Zea lantas mengajak Caca untuk segera pergi dengan membawa makanan yang sudah disiapkan oleh teman Caca. “Kamarnya ada di lantai dua, ujung kanan sendiri.” Zea dan Caca hanya menganggukkan kepala menanggapi ucapan pria itu. Kemudian mereka pun lantas berjalan menaiki tangga dengan cepat. Ketika sudah sampai di depan kamar yang ditempati oleh si b******n, Zea langsung memencet belnya. Sedangkan Caca bersembunyi di balik tembok terlebih dahulu, menunggu sampai pria itu membukakan pintunya. “PERMISI! PESANAN ATAS NAMA MARIO GUMILANG,” teriak Zea. Zea mencoba menekan belnya sekali lagi. Hingga beberapa detik kemudian, pintu terbuka. Tapi hanya sedikit saja, hanya kepalanya yang kelihatan. “Mbak, itu bukan pesanan saya. Saya nggak pesan apa-apa,” ujar pria itu. Karena sudah tak sabar, Caca pun lantas keluar dari persembunyiannya dan langsung menendang pintu tersebut dengan sekuat tenaga hingga membuat pria itu terjatuh ke lantai dan pintu kamar langsung terbuka lebar. “MARIO SIALAAAN!!! BERANI-BERANINYA LO SELINGKUHIN GUE?” teriak Caca penuh emosi. Namun bukannya Mario dulu yang ia serang, Caca malah menyerang selingkuhannya yang masih berbaring di kasur dengan wajah yang ketakutan. “KURANG AJAR LO YA! LAKI ORANG LO AMBIL! MAU GUE VIRALIN LO? BIAR ORANG-ORANG TAU WAJAH LACUR LO,” teriak Caca, seraya memukuli tubuh wanita itu dengan bantal. Sementara itu, Zea yang juga geram dengan Mario pun lantas memukuli tubuh pria itu dengan guling yang tadi dilempar oleh Caca. Mario bangun menghindar. Kemudian ia menghampiri Caca dan menahan tangan wanita itu supaya tidak memukuli tubuh selingkuhannya lagi. “Ca, gue bisa jelasin, Ca.” “JELASIN APALAGI? JELASIN KALAU LO BARU AJA HS SAMA DIA?” “Bukan gitu, Ca. Gue ... gue ...” “Gue sama dia saling sayang, dan dia lebih nyaman sama gue dari pada sama lo,” sahut selingkuhan Mario. Membuat Caca langsung berdecih seraya tersenyum sinis. “Nggak punya urat malu lo! Baru jadi selingkuhan aja udah mau diajak tidur,” cibir Caca. Hal itu ternyata berhasil memancing emosi selingkuhan Mario. Wanita itu pun lantas mendorong tubuh Caca dengan kuat, hingga membuat tubuh Caca hampir saja terbentur rak TV. Zea yang tak terima melihat temannya diperlakukan seperti itu pun lantas membalas perbuatan wanita itu dengan memukul kepala wanita itu menggunakan guling yang ia pegang. Mario juga tak terima melihat selingkuhannya dipukul oleh Zea. Ia pun mengepalkan tangannya dan hendak memukul kepala Zea. Akan tetapi, tiba-tiba ada sebuah tangan yang bergerak cepat menahan tangannya dengan kuat. “Jauhkan tangan kotor anda.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN