Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Episode 12 #luka_yang_tak_berdarah Haruskah merasa senang? "Hei kenapa cuma berdiri di depan pintu? Masuklah." Wisnu mencoba bersikap biasa dan meminta Rizam masuk. Aku memalingkan muka, berharap Rizam tidak sadar kalau aku baru saja menangis. "Maaf aku selalu datang di waktu yang tidak tepat." Ujar Rizam sambil duduk di sofa tepat di sampingku. "Kau selalu datang di waktu yang tepat Rizam." Wisnu tersenyum menatap kami berdua. Merasa risih, akhirnya ku putuskan untuk kembali ke ruang kerjaku. "Kalau begitu saya permisi pak Wisnu." Aku sudah berdiri, tapi Rizam langsung menarik tanganku hingga duduk kembali. "Kau disini saja Andira. Sesuatu yang ingin ku sampaikan pada Wisnu, juga ada hubungannya denganmu." Gugup, aku mencoba melepaskan tangan Rizam. Laki-laki itu bergeming, tak