Pagi masih buta ketika Xaga menatap pesawat pribadinya dari kejauhan, siluet megahnya bersinar di bawah sinar lampu hangar. Meski ini bukan perjalanan pertamanya ke New York, perasaan selalu berbeda setiap kali dia kembali ke mansion keluarganya. Ada perasaan antara kegembiraan dan nostalgia, mengingatkan dia pada masa kecilnya bersama saudara-saudaranya yang lain. Xaga menaiki tangga pesawat dengan langkah mantap. Meskipun dia sudah terbiasa dengan kemewahan ini, setiap perjalanan selalu menghadirkan nuansa yang berbeda. Setelah duduk di kursi kabinnya yang nyaman, Xaga menghela napas panjang dan bersiap menghadapi penerbangan sekitar tujuh jam ke New York. Pandangan matanya tertuju ke luar jendela, di mana langit masih berwarna kelabu, menunggu cahaya matahari yang akan segera m