Malam itu Albert masih terjaga. Ia memijat dahinya yang terasa berdenyut karena masalah pekerjaan. Tak lama setelah makan malam bersama keluarga Astrid, Albert pun pamit karena ada pakerjaan yang tidak bisa ditunda padahal ia sangat rindu dengan Keenan yang juga merindukannya. Bayi tampan yang belum genap berusia dua bulan itu begitu menggemaskan. Albert tidak bisa bermain lama dengan Keenan karena ba yi tampan itu terlelap dalam gendongannya. Astrid langsung menidurkannya di dalam boxnya dan Albert pun pamit. Baru saja merebahkan tubuhnya yang lelah karena bekerja, tiba-tiba ia mendapatkan telpon dari Astrid. Dengan wajah sumrimgah Albert segera mengangkat teleponnya dan wajahnya menegang. Ia langsung berlari keluar dari unitnya tak lupa membawa kunci mobil. Astrid menelepon

