28

1307 Kata

Perjalanan yang melelahkan dari Bali ke Mesuji, membuatku segera merebah setelah sebelumnya berbincang sebentar dengan keluarga Ian. Tubuhku sangat lelah. Di luar, orang-orang sedang memasak sambil berbincang, ada juga yang sedang memotong sapi di samping rumah. Aku menatap HP dalam genggaman. Sejak Ian memberikan HP-ku sepuluh menit yang lalu, HP ini terus berdering. Dari nomer tak dikenal. Mungkin saja Mas Aswin yang mencoba menghubungi. Aku menarik napas panjang, merasa sedih, tetapi biar bagaimanapun sudah memutuskan. Semoga kamu bisa mengerti, Mas. Seperti Desti. Gadis itu, sejak kejadian pada malam kami digrebek oleh warga, sama sekali tak pernah menghubungi Ian. Aku menatap jarum jam. Tiba-tiba teringat Abah dan Umi. Kenapa mereka tak kunjung datang? Padahal, saat kami masih dala

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN