Anta mengalungkan kedua tangannya pada leher Zu. Kemudian dia memiringkan kepalanya dan menjilat pelan leher itu hingga sang empunya sedikit menggeliatkan tubuhnya. “Diam!” Bentak Anta dengan nada sedikit jengkel. Seketika Zu terdiam. Sungguh keadaan yang membuatnya kacau. Bahkan pikirannya sudah tidak berfokus lagi pada pekerjaannya, melainkan pada kenikmatan foreplay yang dilakukan oleh wanitanya itu. “Ggrrhhmm.” Zu menggeram dan menghela nafasnya pelan. Kedua tangan Anta mulai menyusupkan jari jemarinya pada rambut Zu yang mulai kelihatan panjang. Dia meremasnya pelan seakan menikmati permainan yang dibuatnya sendiri. Perlahan, dia mulai menggesek bokongnya pada junior Zu yang dia tahu sudah mengeras. “Honey, kau menginginkan sesuatu