11. Hati itu perasaan?

1141 Kata

"Adiva ... Adiva!" panggilku saat bangun tidur tidak mendapati Adiva di sampingku. "Adiva, kamu di mana?" teriakku makin kencang. Sial, Adiva meninggalkanku. Dengan secepat kilat aku berlari menuju Villa, batuan yang terjal dan menurun tidak aku hiraukan. Aku terbiasa melewati medan yang sulit saat di pelatihan. Aku terus berteriak memanggil nama Adiva. Yang aku khawatirkan, Adiva nekat pulang ke pondok sendiri yang padahal Adiva tidak tau jalanan sini. "Dasar gadis udik, kenapa pakai acara kabur-kaburan segala sih," gerutuku mengusap ketiakku yang gatal. Alasan apa yang membuat Adiva hingga nekat meninggalkanku. Padahal ekspetasiku saat bangun bisa menatap wajah Adiva, sudah sangat indah. Namun keyataannya, bukan wajah Adiva yang menyambutku, tapi malah arang sisa-sisa api kemarin.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN