Di keesokan harinya. Edgar sudah memutuskan, untuk mencabut izin cutinya saja. Daripada ia stres di rumah, dalam menghadapi satu wanita, yang tidak tahu apa maunya itu. Lebih baik, ia pergi bekerja saja. Menghilangkan kepenatan dan sekaligus juga, mencari suasana yang baru. "Kamu tidak antarkan sarapannya ke kamar Elena??" tanya Emily keheranan, karena melihat putranya hanya duduk tenang di kursinya sendiri saja. Biasanya, dia sudah sibuk sendiri, ketika pelayan di rumah ini sudah membawa-bawa nampan berisi makanan, untuk dibawa ke kamar Elena. "Tidak, Mom. Tidak sempat. Hari ini, Edgar mau pergi ke kantor," jawab Edgar sembari melakukan suapan. "Lho, bukannya kamu bilang cuti satu Minggu? Kenapa mendadak masuk kerja?? Apa ayah kamu yang suruh??" tuduh Emily sembari menatap suaminya se