Segera Lilian memalingkan wajah, kedua pipinya terasa hangat. Bisa dipastikan, sudah merona merah jambu di sana. Dan Axel suka setiap kali melihat Lilian salah tingkah seperti sekarang. “Dadah Naomi, dadah Lilian.” Axel masih tersenyum nakal ketika membuka pintu lalu keluar kamar. Dia berangkat ke kantor. “Huffttt!” Lilian mneghembuskan napas setelah tadi dia sempat menahan napas beberapa detik. “Hmm Naomi, papamu itu mulai nakal, ya. Duh, Mama Lilian jadi takut, nanti di Bali awas saja kalau dia berani macam-macam! Maaf ya Naomi, Mama Lilian jadi marah-marah begini.” Lilian mengusap kepala Naomi dengan lembut, hingga bayi itu tertidur di pangkuannya. Pintu diketuk dua kali, kemudian terbuka setengahnya tanpa menunggu jawaban Lilian. Yang masuk Rani, dengan membawa baki berisi dua pirin