Nandita tertawa jahat dengan senyum mengejek. “Setelah ciuman, kalian melakukan itu, ya? Tidak heran Anita sangat marah.” “TIDAK! KAMI TIDAK SAMPAI SEJAUH ITU! AKU BILANG MEREKA SENGAJA INGIN MENJEBAKKU! MAKANYA, APA YANG MEREKA BISA DAPAT SEGERA DIKIRIM KEPADA ANITA!” Damar meraung marah dan tampak kesal, dia menjambak rambutnya sambil mengumpat lagi. “Sialan! Seharusnya aku tidak mengambil risiko dengan mengajak mereka berpindah haluan dari pesaing kami! Aku malah dikerjai begini!” “Kamu memang bodoh. Sudah seharusnya mendapat balasannya. Kamu sama sekali tidak memikirkan perasaan Anita saat kamu melakukan hal berbahaya begitu? Sekarang, di mana bukti yang kamu katakan itu?” tanya Malika kesal. Damar buru-buru meraih ponselnya dan membuka sebuah video rekaman di mana seorang wanita k

