Rivaldi terkekeh pelan meliriknya, lalu menjelaskan dengan sangat hati-hati dan sedikit nada menggoda. ”Itu benar, tapi terakhir kali aku ke kota ini sekitar 1 tahun lalu. Aku tidak ingat jelas. Entah 8 bulan lalu, atau 12 bulan lalu. Yang jelas di tempat ini, aku menyerahkan manajemennya kepada orang yang aku percayai, maka dari itu aku memilih tempat bulan madu kita di kota ini. Bukankah ini sangat praktis? Kita bisa berbulan madu sementara aku menyelesaikan beberapa urusan bisnis di saat yang sama.” Wajah Malika tiba-tiba menjadi datar dan tampak kecewa dari sorot matanya. ”Aku pikir Kak Rivaldi memilih kota New York sebagai tempat bulan madu kita, karena itu adalah kota yang cukup romantis. Ternyata, semuanya hanya karena pekerjaan, ya? Seharusnya Kak Rivaldi bilang sejak awal kalau i

