Di restoran yang terbilang mewah, Gisca duduk berhadapan dengan Riana. Riana bahkan sengaja memilih ruangan VIP sehingga mereka bisa makan siang dengan nyaman di ruangan tertutup hanya berdua saja. Riana juga sudah meminta pada Gisca agar mereka berbicara santai saja. Tanpa perlu embel-embel Mbak. Panggil nama saja agar lebih nyaman. "Kamu tahu kenapa aku ngajak kamu ke sini?" tanya Riana sambil menikmati menu spesial di hadapannya, tentunya Gisca juga. "Katanya mau ngobrol," jawab Gisca ragu-ragu. Riana tersenyum hangat. "Aku pikir kamu tahu apa yang ingin aku bicarakan." "Tentang Mas Barra?" balas Gisca memberanikan diri, meski agak ragu ketika mengatakannya. "Tepat sekali. Lagian memangnya apa lagi kalau bukan tentang calon suamiku?" Jujur, Gisca masih menebak-nebak arah pembicar