Tiga Puluh Lima

1560 Kata

Rasya menggendong Ryu turun ke bawah, tangannya membawa buku peninggalan kakek Yura dan menyodorkan ke Kuncoro. Pria tua itu tentu bisa berbahasa Jepang karena sering bergaul dengan orang tuanya yang juga menguasai bahasa itu. Terlebih dia sering menangani masalah yang berhubungan dengan negara itu dari perusahaan Bamboo. “Kenapa dia tidak mau berhenti menangis?” tanya Kuncoro. “Sepertinya Ryu haus, dia hanya minum suusu ibunya,” ucap Rasya sembari menimang Ryu yang terus saja menangis. “Astaga, kasihan Ryu. Kamu tidak ada kenalan yang bisa memberinya ASI perah?” tanya Kuncoro. “Ryu juga menolak minum s**u dari botol,” jawab Rasya dengan wajah sedih. “Yang bisa memberi suusu langsung, ibu susunya, mau saya carikan?” tanya Kuncoro. Rasya tampak berpikir, jika Ryu memang harus minum

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN