“Perjanjian pernikahan yang kita lakukan, mungkin terlihat semu, namun aku menyadari bahwa itu sangat penting,” ucap Rasya membaca deretan kalimat yang dia baca dari buku yang dipegangnya. Rasya sebenarnya merasa sedikit ganjil, ungkapan yang dituliskan kakek Yura hanya seperti kata-kata tanpa makna dan tidak tersirat keromantisan dari puisi. Namun dia masih belum bisa menebak arah dari tulisan itu. Tangan Rasya terulur mengusap perut Yura yang membuncit, Yura yang meminta Rasya mengusap perutnya karena rasanya mulai tidak terlalu nyaman karena kulit perutnya yang tertarik dan meregang. “Aku baru tahu kakek dan nenek membuat surat perjanjian, ah pasti ikut kebakar waktu itu,” komentar Yura. “Aku baca bagian selanjutnya ya,” ucap Rasya yang disetujui Yura. “Selatan dan utara, kita ja