Sepanjang perjalanan tidak sepatah katapun keluar dari mulut Rena. Matanya yang sudah sembab memerah karena menangis sejak sore tadi, semakin bengkak karena tangisnya barusan. Mobil yang dikemudikan Ibra mulai melaju pelan saat memasuki halaman hotelnya. Aksa yang duduk di bangku penumpang melepas sabuk pengamannya begitu sudah berhenti di depan lobi. Iya, sepertinya nanti Rena perlu berterima kasih pada Reza, karena sudah berinisiatif menghubungi Ibra yang memang sedang berada di rumah kakaknya. Berkat panggilan video dari dia lah mereka semua jadi tahu kejadian antara Tirta dan Satria di taman kota barusan. Sekaligus menjawab pertanyaan mereka, tentang alasan kenapa Satria tidak ingin punya anak. “Kita ke ballroom sebentar, Ren! Ada yang ingin aku tunjukkan ke kamu.” Rena mengangguk,