Raska membersihkan darah yang sedari tadi mengalir dari lubang hidung saat ia memakaikan baju Sakura. Ia lalu mencuci muka dan menatap pantulan wajahnya di cermin. “Sial,” batinnya merutuki diri sendiri. Bisa-bisanya ia mimisan melihat tubuh telanjang Sakura. Padahal ia sama sekali tak memiliki niat m***m. Namun, bagaimanapun ia lelaki normal, tubuhnya tak bisa dikendalikan. Anehnya, saat ia melihat tubuh telanjang wanita malam waktu itu, dirinya sama sekali tak seperti ini, tapi kenapa hanya melihat tubuh polos Sakura dirinya merasa seperti tersiksa? Samar-samar Raska mendengar suara bel. Ia pun segera keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju pintu depan. Mungkin itu adalah dokter yang ia suruh datang. Dan benar saja, saat membuka pintu, ia berhadapan dengan dokter Richard, dokter p