"Eungh ...." Terdengar suara lenguhan dari atas brankar. Winston yang sedang mengecek pekerjaannya melalui tablet miliknya pun segera mendongak. Ia segera meletakkan tabletnya dan menekan tombol di atas ranjang. Tak lama kemudian, para perawat dan dokter pun datang. "Bagaimana kondisinya, Dok?" tanya Winston pada dokter yang baru saja memeriksa Roro. Roro sudah membuka matanya. Namun, ia masih lemas. Bahkan untuk berbicara saja ia sulit karena tenggorokannya yang terasa terbakar. "Kondisinya masih lemah jadi belum bisa diajak terlalu banyak bicara. Tapi Tuan tenang saja, semua akan segera membaik," ujar dokter mencoba menenangkan Winston yang terlihat gelisah di tempat. Winston mengangguk. Ia menoleh pada Roro yang terlihat sangat pucat. "Baiklah. Terima kasih atas bantuannya, Dok," uja