“Hai sayang…, ini papa nak.” Aku berkata sangat perlahan di sisi kotak transparan inkubator yang berisi bayi lelakiku, yang baru berumur beberapa hari saja. Empat hari? Tubuhnya sungguh kecil. Bahkan berat badannya saja hanya 1750 gram saja! Tidak sampai dua kilogram. Kulitnya keriput. Matanya harus ditutup kain hitam agar sinar yang menghangatkan tubuhnya tidak berbahaya bagi mata buah hatiku ini. Aku yang sudah memakai baju steril dan sudah bersih, ingin menggenggam erat jemari mungilnya. Tapi tidak mungkin. Bahkan jemarinya tidak mampu untuk menggenggam satu jari telunjukku! Benar-benar hanya kulit pembungkus tulang.
Yang paling mengenaskan, alat penunjang hidup yang ada di tubuh jagoanku ini. Selang kecil yang terpasang melalui hidungnya, alat monitor jantung di dadanya, dan entah apa
