“Akhirnya Ferdian bisa terlihat hidup setelah lima tahun pengembaraan kita,” komentar Olin sambil tersenyum manis. Onyx─yang duduk di sebelahnya sambil mengunyah apel─tertawa kecil. “Dia selalu seperti itu kalau terkait medis. Kau tidak mau mengatakan perasaanmu? Kau akan dikalahkan ilmu medisnya kalau diam terus.” Olin merengut. “Kenapa kau selalu merusak kebahagiaanku?” “Senang saja kalau melihat kau marah.” “Aku akan perlihatkan bagaimana kalau aku marah.” Olin berdiri, berusaha memukuli lengan Onyx, tapi tetap dalam taraf normal karena dia tahu saudaranya itu masih sakit. Onyx belum bisa banyak bergerak paska cambukan kemarin, jadi dia hanya bisa menghindari pukulan saudari kembarnya. Meski banyak pukulan yang akhirnya mendarat ke tubuhnya, dia justru tertawa terbahak-bahak. Setid