Bab 36 (End)

1802 Kata

Rara " Diminum Ra," Mbak Una menaruh satu cangkir teh hangat di depanku. " Iya mbak, makasih." " Harusnya tuh aku yang manggil kamu mbak, kan kamu sekarang kakak iparku." Mbak Una tertawa kecil. " Ah nggak usah kalau itu mah. Kaya biasa aja lah mbak," " Ya udah itu diminum tehnya mumpung masih anget." " Iya mbak." Sementara aku mulai menyeruput teh, mataku malah fokus pada perut Mbak Una yang sedikit kelihatan buncit. Jangan-jangan mbak Una hamil lagi? " Mbak Una," " Ya?" " Mbak Una hamil ya?" tanyaku beberapa detik kemudian. " Ah iya nih Ra. Udah empat bulan. Udah lama sih ya, kita nggak ketemu." Mbak Una terkekeh. " Juna pasti seneng dong, kalau mau punya adik." " Haha. Iya lah. Anak itu mah kompak sama papanya." " Maksudnya mbak?" " Biasa. Papanya Juna mah paling bisa kala

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN