Tyas tidak bisa memejamkan mata, Dhito juga tidak mengabari sama sekali sampai dini hari, di tambah tidak ada tiket pesawat yang tersisa untuknya. Pasrah dan berdoa, hanya dua itu yang bisa di lakukan saat ini walau pun Tyas tidak berhenti mengirimi Dhito pesan dan menelepon sampai akhirnya menyerah karena nomor Dhito selanjutnya tidak bisa di hubungi, satu-satunya yang dia punya nomor lainnya adalah nomor Danita, tapi sama saja, tidak aktif. Memaksa diri untuk bangun, Tyas malah merasa kepalanya sakit dan sedikit demam. Mami yang tahu kondisinya, menahan Tyas untuk tidak pergi ke mana-mana, seharian Tyas istirahat sampai lebih baik. Tidak tahan terus diam dengan perasaan kalut, Tyas akhirnya minggu pagi putuskan pergi ke rumah salah satu teman Dhito berasal dari Bali juga, menetap di Ba