"Apa gue memang terlalu polos ya? Bisa-bisanya saja dikibuli gitu aja sama Resha? Tapi dia kan dekat sama si Reyhan. Masa iya Resha ngibullin gue? Kurang kerjaan amat tuh produser! Jadi? Gue harus ke perusahaan dia?" Bingung dengan pikirannya sendiri, mau telepon si Reyhan kakaknya. Tapi ragu, tidak tahu mesti ngapain. Galau setengah mati. Akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi Reyhan terlebih dahulu, meskipun dia tahu jawaban kakaknya akhirnya juga tidak bisa memuaskan hatinya. "Aku nggak ngerti masalah naskah, atau syuting. Aku bukan pakar naskah dan film. Kamu tanya saja langsung padanya. Aku sibuk! Tuuuuttt!" Sekali lagi panggilan teleponnya dimatikan dari seberang sana. Leebin masih mondar-mandir di ruang tengah. Galau mau pergi atau tetap tinggal di rumah saja nggak peduli den