17. Dia Harus Mati

1397 Kata

Plak! sebuah tamparan keras mendarat di wajah Amarise, darah mengalir dari sudut bibir wanita itu. "Bagaimana bisa aku memiliki anak menjijikan sepertimu!" murka Wayne. Ia telah mendengar apa yang terjadi di kediaman menteri kehakiman. "Ayah, aku benar-benar tidak tahu yang terjadi. Gaunku basah, aku pergi ke kamar tamu di kediaman Alexandra untuk mengganti pakaian. Lalu semua itu terjadi." "Tutup mulutmu!" geram Wayne. "Apakah kau pikir aku akan percaya pada omong kosongmu! Amarise kau benar-benar tidak berguna!" Air mata terus mengalir di wajah Amarise, ia sudah kehilangan kesuciannya dan sekarang ia harus menghadapi kemarahan ayahnya. Seumur hidupnya ia tidak pernah dimarahi oleh ayahnya, meski tidak begitu dimanjakan, tapi ayahnya selalu bicara dengan lembut dan penuh kasih terhada

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN