10 BODOH

1201 Kata
Rasanya seperti habis membuat perjanjian dengan iblis. Kimmy masih menggosok-gosok bulu kuduk di lengannya yang merinding jika mengingat kembali apa yang telah dia janjikan kepada Tristan Murai. Mereka masih duduk saling berhadapan di masing-masing sisi ujung sofa yang melengkung. Tristan nampak tenang dengan kejelianya membaca ekspresi lawan bicaranya. Awalnya Kimmy terlihat canggung dan takut-takut tapi wanita itu jelas sedang berusaha memberanikan diri, dan masih cukup mengejutkan bagi Tristan karen ternyata Kimmy masih berani menyeret dirinya kemari. "Apa saja? " tanya Tristan dan Kimmy kembali mengangguk. "Ya, akan kulakukan apa saja untukmu asal kau bisa mengembalikan keperawananku seperti semula." Trista kembali menghela nafas dalam dan menghembuskanya perlahan berharap untuk tidak terlalu senang dulu dengan umpan yang di tawarkan wanita itu. "Ingat kau sendiri yang datang ke mari untuk menawarkan diri." "Ya. " "Dan ingat aku bisa meminta apapun darimu!" "Ya, " ulang Kimmy masih dengan begitu percaya diri. "Kau bisa meminta apapun yang kumiliki. " "Kuharap kau paham dengan apa yang kau ucapkan! " "Kau bisa memegang janjiku!" ____ "dan aku hanya menginginkan hasil yang terbaik, tanpa cela!" tegas Kimmy. Tristan masih memperhatikan wanita di depannya dan hanya kembali kesal jika ingat wanita itu sampai memberanikan diri kemari hanya demi lelakinya. "Baiklah, kau boleh pergi." Tristan sudah bangkit berdiri ketika Kimmy tiba-tiba kembali bicara. "Itu tidak sehat, Tristan," tegur Kimmy dan Tristan pun kembali menoleh gadis itu. "Kau tidur dengan saudarimu." Sebenarnya Tristan tidak menyangka Kimmy akan peduli dengan hal itu karena sedari tadi dia memang tidak menyinggungnya sama sekali dan hanya peduli perkara tunangannya hingga rela memasukkan dirinya sendiri ke neraka. "Saudara tiri," ucap Tristan masih dengan nada dingin dan acuh. Kimmy langsung diam tapi masih mendongak menatap Tristan. "Sudah kubilang kau tidak perlu cemburu padanya! " tambah pria itu sebelum benar-benar pergi. 'Saudara tiri' jadi Tristan dan Pamela adalah saudara tiri 'Saudara tiri yang tidur bersama' hanya perkara itu yang berulang kali Kimmy pikirkan di sepanjang perjalananya pulang di dalam taksi. Karena walaupun mereka saudara tiri tetap saja masih sangat mengerikan bagi Kimmy yang biasa hidup di lingkungan keluarga yang masih beradap. Dan Kimmy sadar jika dirinya baru saja kembali melibatkan diri dengan perkara mengerikan ini dengan suka rela. Tapi kali ini Kimmy tidak bodoh dan dia tidak mau kalah licik dari seorang Tristan Murai. Sebelumnya Kimmy sudah mencari banyak informasi dari internet mengenai oprasi keperawanan. Entah Tristan paham apa tidak jika setelah operasi tersebut sebenarnya dia tidak akan bisa lagi menyentuhnya sama sekali sebelum Kimmy nanti menyerahkan keperawanan pada suaminya. Dan saat Kimmy sudah menjadi milik Bang Hanif sepenuhnya tentu Tristan juga tidak akan bisa meminta apapun lagi darinya. Karena Kimmy memang hanya menjajikan apa yang menjadi miliknya. Sementara wanita yang sudah menikah adalah milik suaminya. Kedengarannya sangat licik menipu dengan cara seperti ini. Tapi apa peduli Kimmy, toh Tristan juga sudah lebih banyak menipunya dan mengambil keuntungan. Lagi pula saat Kimmy sudah menikah nanti, dia yakin jika Bang Hanif juga tidak akan mempercayai semua omong kosong Tristan. Kimmy hanya perlu menjadi istri baik-baik yang setia untuk suaminya dan mungkin sambil sering-sering berdoa semoga Tristan hilang ingatan agar semua perkaranya ini usai. Sesampainya di rumah, Kimmy sudah yaris pingsan. Bibirnya pucat dan tangannya gemetar, apa yang dilihatnya juga sudah mulai kabur dan berputar. "Oh, Kim. Apa kau sakit," panik ibunya yang segera berteriak meminta bantuan karena setelah itu Kimmy benar-benar jatuh pingsan. Kimmy tidak ingat lagi apa yang terjadi setelah itu. Karena saat dirinya kembali sadar dia sudah berbaring di sofa dengan bau minyak kayu putih di sekujur tubuhnya. "Oh, Kim. Apa kau belum makan seharian ini? " tanya ibunya begitu Kimmy membuka mata dan mengangguk. "Makanlah dulu, ayahmu sudah menelpon Hanif agar memintakan ijin untukmu." "Bang Hanif, " ucap Kimmy agak terkejut dan ibunya mengangguk. "Ya, dia terpaksa membatalkan perjalananmu akhir pekan ini sampai kau benar-benar sehat karena itu cepat isi perutmu dan jangan bandel lagi." Kimmy nampak kecewa tapi sepertinya itu murni salahnya sendiri karena sejak kemarin susah di suruh makan. Malam harinya Hanif menelpon untuk mena yakan kondisinya sekaligus memberi tahu jika ia sudah memintakan ijin sampai senin depan. "Maaf, Bang. Kau jadi harus menund perjalanannya." "Bagiku kesehatanmu yang terpenting, karena itu jangan sampai aku mendengar kau tidak mau makan lagi. " "Hemm... " gumam Kimmy sambil mengangguk mendengar nasehat panjang lebar dari tunangannya. Hanif memang seperti itu suka agak berlebihan menghawatirkannya. Walau sebenarnya Kimmy juga suka diperhatikan tapi rasanya ia memang jadi seperti anak-anak yang rewel hingga makan pun sampai harus di bujuk dulu. Untung Hanif pria yang sabar menghadapi semua ulah konyol dan sifat manjanya. Kimmy memang beruntung bahkan sangat beruntung karena bisa mendapatkan pria sebaik itu. Karenanya Kimmy rela melakukan apapun untuk mempertahankannya. Setelah menutup telponnya tiba-tiba ponsel Kimmy kembali berdengung, karena dia memang hany menyeting nada getar untuk panggilan. Karena muncul nama Tristan di layar ponselnya, Kimmy pun cuma menutup benda tersebut dengan bantal dan mengabaikannya. Dia tidak peduli berapa kali pria itu menelponnya, Kimmy pikir semakin jengkel semakin baik. Terus terang saja Kimmy masih kesal dengan manusia tidak berada seperti Tristan. Bahkan sampai sekarang Kimmy masih tidak percaya ada manusia seperti itu. Tidur dengan saudarinya sendiri dan masih tidak merasa bersalah sama sekali. Walaupun saudara tiri tetap saja seharusnya ada adabnya. Tapi jika Kimmy pikir lagi 'memang sejak kapan Tristan murai punya adab? ' Kimmy jadi penasaran orang tua macam apa yang telah membesarkannya dulu, tapi jika mengingat cerita Jacline tentang latar belakang keluarganya sepertinya memang tidak mengherankan. Karena tahu dirinya mendapat libur hingga senin jadi Kimmy pagi ini Kimmy masih agak malas untuk beranjak dari tempat tidurnya. Nampaknya ponselnya juga mati kehabisan baterai sampai pagi tadi alaramnya tidak berbunyi. Kimmy sengaja tidak menghidupkan dulu karena sedang tidak ingin di ganggu. Taknlama ibunya datang mengetuk pintu kamarnya, "Apa kau sudah bangun? " "Ya, Bu. Masuklah. " Bukannya membawa sarapan atau minuman hangat tapi ibu kimmy malah membawa satu buket bungan besar. Bunga Mawar putih dengan gagang panjang. "Ada yang mengirim bungan untukmu. " "Untuk apa bunga sebanyak itu? " heran Kimmy yang juga masih melongo menyaksika ibunya sampai kerepotan membawanya masuk ke dalam kamar. Kimmy segera bangkit untuk menyambar memo kecil di buket bunga tersebut berharap ibunya belum membaca entah apapun isinya. "Dari mana? " tanya sang ibu penasaran melihat putrinya justru cuma mengerutkan alis tidak nampak bahagia atau senang padahal jarang-jarang ada yang sangat perhatian sampai mengirim bungan macam ini. Bahkan belum pernah dalam seumur hidup Kimmy mendapat kiriman bunga. Hanif pun juga bukan tipe pria yang suka merayu kekasihnya dengan bunga. "Tidak ada nama pengirimnya. " Kimmy asal melempar kertas kecil yang baru di bacanya itu ke atas meja. "Sudah, Bu. Letakkan saja di sudut situ. " Kimmy sampai kasihan melihat ibunya kerepotan membawa bungan sebanyak itu. "Mandilah. Ibu sudah membuat bubur untukmu. " Kimmy mengangguk dan membiarkan ibunya keluar. Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk dtebak jika pengirimnya pasti Tristan. Dan benar saja karen ketika Kimmy menghidupkan kembali ponselnya langsung masuk pesan singkat dari pria itu. [Semoga kau menyukai bungnya] [Untuk apa kau mengirim bunga sebanyak itu, kau pikir rumahku kuburan!] balas Kimmy dengan tanda seru karena jujur saja dia jengkel. Tristan tidak membalas, bahkan sampai lewat tengah hari dia masih tidak juga membalas padahal kimmy beberapa kali mengecek pesan masuknya walaupun tidak mau mengakui jika sebenarnya dia penasaran.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN