Ditanya seperti itu membuat Rania menahan napas karena terkejut. Pertanyaan yang mungkin tidak ia sangka akan terlontar dari bibir Derren begitu cepat setelah hubungannya mulai membaik. Tapi pertanyaan dari pria di hadapannya juga tidak salah karena keduanya menikah sudah sah di mata agama dan negara. Derren mengambil tangan istrinya, mengecupnya dengan lembut, seakan tahu bagaimana kegundahan hati Rania karena ucapannya. Pria itu perlahan membawa tubuh istrinya ke dalam pelukannya. “Rania, kalau pertanyaan aku bikin kamu takut dan tidak nyaman, sebaiknya dilupakan saja. Aku tidak akan memaksa karena aku ingin kita melakukannya dengan dasar saling menginginkan.” “Mas, apa aku boleh tanya sesuatu?” tanya Rania lalu mengurai pelukan dari suaminya. “Apa?” “Selama ini sikap kamu semakin b

