“Pagi ini anda terlihat berbeda, Pak.” Akhir-akhir ini, Indah sering melihat Derren sering tersenyum sendiri. Yang dipikirkan wanita itu bukan atasannya yang kurang waras tapi senyum itu terlihat tulus dan bahagia. Derren menoleh sambil tersenyum, “Oh iya? Orang rumah juga bilang begitu,” ucapnya sambil menandatangani dokumen yang diserahkan oleh sekretarisnya. “Apa karena Jesse sembuh?” “Salah satunya,” sahutnya Derren. “Salah satunya? Apa Rania berhasil membuat hidup Derren Narawangsa yang abu-abu jadi lebih berwarna?” “Sepertinya.” Indah tersenyum lebar, entah kenapa ia ikut bahagia mendengar jawaban Derren. “Aku senang kalau begitu.” “Apa jadwal jam sepuluh sudah kamu kosongkan?” “Sudah, kamu bisa antar Jesse ke rumah sakit.” “Terima kasih.” Derren menyerahkan kembali map be

