“Astaga…” Devan terkejut matanya membelalak. Apa yang ia lihat sungguh tak ia percaya. Ia mengeluarkan beberapa lembar foto dari dalam paperbag. Itu adalah foto-foto dirinya dan Ayu—di café, di tepi pantai, karaoke, bahkan ada yang terlihat sangat mesra. “Ini… dari mana?” Jantungnya berdebar keras. Keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Ia berdiri sejenak, lalu mundur beberapa langkah dan akhirnya terduduk di tepi ranjang. Dengan panik dan suara bergetar, Devan bertanya-tanya, “Siapa yang ambil semua ini...?” Tangannya menutup wajahnya, rasa bersalah menyergap dadanya. “Padahal aku sudah bilang pada Ayu... Jangan sampai Evelyn tahu… hubungan kita…” Ia merasa kesal pada dirinya sendiri bagaimana bisa ia khilaf, menghianati Evelyn. Ia lupa diri, kehadiran Ayu membuat ia ingat kem

