Devan terkekeh pelan. "Entahlah... Aku cuma ngerasa kangen." Evelyn tertawa kecil, pipinya memerah. "Baru aja pisah, Kak, kok udah kangen?" "Aku juga heran," ujar Devan jujur. "Tapi mungkin karena kamu udah jadi tunanganku, rasanya pengen deket terus. Gimana ya?" Devan menghela napas pelan sebelum berkata, "Gimana ya... Kok aku jadi kangen terus sama kamu?" Nada suaranya terdengar sedikit manja, membuat Evelyn terkekeh kecil di seberang. "Kayaknya kita harus cepat nikah deh," lanjut Devan tanpa ragu. Evelyn terkejut. Ia membeku sejenak, memproses ucapan tunangannya. Bagaimana bisa Devan terlihat begitu yakin? Sementara dirinya sendiri masih merasa ada banyak hal yang belum ia ketahui tentang pria itu. Tampan? Mapan? Rupawan? Ya, Devan sempurna di banyak aspek. Tapi entah kenapa, ada

