Elmira, yang melihat kakaknya terlihat gelisah dan tidak sepenuhnya menikmati makan malam, memandangnya dengan lembut. Dengan nada heran yang penuh perhatian, Elmira berkata, "Kak, apa kakak menunggu pesan atau telepon dari Evelyn?" Devan mengangkat wajahnya dan menatap adiknya dengan ragu, lalu menjawab singkat, "Tidak. Kenapa kamu berpikir seperti itu, El?" Elmira tersenyum kecil, matanya berkilau nakal sambil mengejek lembut, "Ya kan, wanita yang deket sama Kakak itu, Evelyn. Eh, jangan-jangan Evelyn belum menghubungi Kakak?" Devan, yang selama ini berusaha menyembunyikan kegelisahannya, terdiam sejenak. Walaupun ia tak mau mengaku, hatinya sendiri bingung dengan sikap Evelyn—pasien yang baru saja melamarnya tadi. Dengan nada yang terdengar sedikit kesal, Devan akhirnya berkata,

