Evelyn terdiam, lalu tersenyum tipis. Mungkin saran Rina ada benarnya. Rina menyesap minumannya, lalu berkata dengan nada santai, "Dalam persiapan itu, kamu akan melihat bagaimana sifat asli dokter Devan, calon suamimu pokoknya." Evelyn menautkan alisnya, sedikit bingung. "Maksudmu?" Rina tersenyum. "Ya, persiapan pernikahan itu bukan cuma soal dekorasi atau katering. Tapi juga ujian. Kamu bakal lihat bagaimana dia menghadapi masalah, bagaimana dia bersikap kalau ada sesuatu yang nggak sesuai rencana. Dari situ kamu bisa nilai sendiri, dia beneran orang yang tepat atau nggak." Evelyn terdiam, mencerna kata-kata sahabatnya. Sejujurnya, ia tak pernah berpikir sejauh itu. Sore itu, Devan sudah menunggu di depan gedung tempat Evelyn bekerja. Mobilnya terparkir rapi di pinggir jalan, dan i

