Bab 37

1440 Kata

Seketika langkah Vanya terhenti. Matanya tak bisa berpaling dari sosok lelaki yang kini melangkah pelan ke arahnya—dengan gaya percaya diri khas seorang aktor ternama, namun dengan sorot mata yang... tak lagi sama seperti lima tahun lalu. Dulu, tatapan itu selalu hangat, ceria, penuh canda dan tawa—kini, ada sesuatu yang lebih dalam di dalamnya. Seperti memuat tumpukan cerita yang belum sempat tersampaikan, luka yang belum sempat dijahit, dan perasaan yang masih menggantung di udara. “Kamu ngapain di sini?” tanya Vanya pelan. Suaranya sedikit bergetar, mencoba mengendalikan debaran jantungnya yang tiba-tiba berlari tanpa aba-aba. “Nungguin kamu, seperti biasa. Dan… ada yang ingin aku bicarakan,” jawab Samuel, menyunggingkan senyum miring yang sulit ditebak maknanya. “Kamu tuh masih suka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN