Bab 11

1527 Kata
Starla menggebrak meja menggunakan kepalan tangan membuat Nessy tersentak hingga nyaris tersedak bakso yang baru saja masuk ke dalam mulutnya. "Busyet!! Sabar dikit napa, Sist!!" umpat Nessy. Sebenarnya hari ini dirinya ada jadwal nonton film terbaru dengan Adam pacarnya, tetapi karena Starla sedang tak baik-baik saja, akhirnya Nessy memundurkan jadwal nontonnya. Beruntung Adam mau mengalah meski harus diiringi dengan perdebatan kecil karena Nessy dinilai lebih mengutamakan Starla dibanding pacarnya sendiri. "Udahlah, La! Mestinya Kamu bersyukur nggak jadi married sama cowok seperti Ardan. Nggak usah disesalin kali! aku yakin Kamu bakal dapet yang lebih baik!" ucap Nessy mencoba menghibur sahabatnya. Starla menjatuhkan kepalanya di atas meja bar. "Tapi Aku udah terlalu cinta sama dia. Kamu tahu kan gimana kalau aku cinta sama cowok. Sampai kapanpun ya cuma itu doang. Rasa benci dan kecewaku ke Ardan nggak bisa mengalahkan perasaan cintaku ke dia, Ness!!" lirih Starla. Nessy mendengus. Nessy teringat peristiwa sepuluh tahun yang lalu ketika Starla baru saja putus dari pacar pertamanya di bangku SMP. Nessy harus dihantui dengan tangisan Starla yang menjadi ringtone hariannya. "Tidak!! Tidak!! Harusnya hal itu tak terjadi lagi di usia saat ini!!" Nessy bergidik membayangkan hal itu. "Udah! make up Kamu luntur tuh kena air mata. Lagian ngapain juga sih libur-libur pakai nyamar jadi bu Mona?!" Nessy menatap heran pada penampilan sahabatnya. "Nggak akan luntur, aku pakai yang waterproof.." jawab Starla masih dengan posisi kepala miring di atas meja. "Iya. Iya waterproof, Bu Mona!!" balas Nessy kesal. "Aku nyamar buat jaga-jaga siapa tahu ketemu si Ardan," kata Starla lirih. "Nggak bakalan ketemu. Lagian ngapain calon pengantin pergi ke bar. Emang dia kayak Kamiu. Patah hati?!! Uppsss!!!" Mendengar ucapan Nessy, seketika Starla menangis meraung-raung. "Hussshh!! diem, La!! jangan bikin malu!!" Nessy menyesal mengatakan kalimat yang membuat Starla kembali berisik. Beruntung keadaan di dalam bar sedang ramai dengan iringan musik keras sehingga tangisan Starla tertelan suara DJ yang tengah menampilkan aksinya. Starla mengusap ingus menggunakan tissu. Ia lantas meneguk habis alkohol di depannya. "Satu botol lagi!" pinta Starla pada salah satu bartender, tetapi Nessy segera menahannya. "Cukup, La! Kamu nggak boleh mabuk! bukannya nanti malem ponakanmu mau nikah?! Apa kata emak Lu kalau tahu Kamu mabuk begini?!" "Aku nggak bakal dateng. Pergi ke acara itu sama aja dengan mempermalukan diri. Tau sendiri gimana pedasnya mulut Om Joko dan Bulik Nita. Males!!!" sergah Starla. "Satu botol lagi, please!!" pinta Starla. "Nggak bisa, La. Stop!!" tahan Nessy. "Habis ini aku mau nge date sama Adam. Kamu jangan bikin masalah dong!" Nessy melarang si bartender untuk mengambilkan botol alkohol kedua. Beberapa menit kemudian Starla terlelap di atas meja. "Sebotol aja mabuk, mau nambah lagi. Sok kuat banget! Ck! Ck! Ck!" seloroh Nessy sambil melirik jam di tangannya. "Ya Ampun, udah jam segini aja. Gimana kalau sampai jam tujuh nih orang belum bangun!" Nessy menatap kesal bercampur iba ke arah sahabatnya itu. "Mas, tolong bantu pindahin temen saya ke sofa!" Nessy meminta tolong pada seorang sekuriti. Nessy duduk di samping Starla sambil bermain ponsel. Ia berharap keadaan Starla jauh lebih baik setelah bangun nanti. ________________________________________ Bara keluar dari kamar mandi sambil mengusap rambutnya yang masih basah. Tubunnya terasa segar setelah bermain tennis. Akhir pekan selalu ia habiskan dengan berbagai macam kegiatan untuk menjaga fisiknya tetap bugar. Drrrrttt!!! Drrrttt!!! Drrrttt!!! Bara membiarkan ponselnya bergetar beberapa kali. "Heh!! Palingan mau minta maaf, kan?!" Bara tertawa getir mengira Devan lah yang menghubungi ponsel khusus penyamaran miliknya. "Hmm... Kau lumayan gigih juga rupanya.." gumam Bara ketika mendengar ponselnya kembali bergetar. Bara meraih ponsel di atas nakas kemudian duduk di atas kasur. Matanya membulat sempurna menyadari bukanlah Devan yang sedari tadi menghubunginya. "Starla?? Untuk apa wanita itu menghubungiku?!" tanya Bara dalam hati. "Bodo Amat!!" Baru saja ingin menaruh kembali ponselnya ke tempat semula, ponsel di tangannya justru terlepas. "Eits!!" Bara segera menangkapnya sebelum jatuh menatap lantai. Sial sungguh sial, Bara tak sengaja mengusap layar ponsel sehingga panggilan terhubung dengan Starla. "Halo, Apa benar ini dengan Pak Bara?" tanya seorang pria di seberang. Pak Bara? Bara memastikan bahwa benar nomor Starla lah yang menghubunginya saat ini. "Benar. Dengan siapa saya bicara?" tanya Bara. "Saya karyawan Diamond Bar, Pak. Mohon maaf, sudah berjam-jam teman Anda tertidur di bar Kami. Sepertinya beliau mabuk. Tolong temannya dijemput, ya Pak!" "Maaf, Saya bukan teman--" Bip. Panggilan terputus. Bara menjauhkan layar ponselnya untuk memastikan panggilannya benar-benar terputus. "SIAL!! Dari sekian banyak teman yang ia miliki, mengapa harus aku yang ditelpon!!" Bara melempar ponselnya ke atas kasur. "Kamu tidak sedang bekerja, Bara! nggak perlu peduli dengan wanita itu!" gumam Bara acuh. Ia membuka lemari untuk mengambil kaos santai, tetapi tiba-tiba Bara terngiang dengan ucapan Devan di kafe siang tadi. "... untuk bisa menemukan kelemahan tuan Rahardian sekaligus mengetahui pada siapa Starla bekerja, Anda harus lebih dekat dengan Starla Monalisa..." TUNGGU!! Bukankah ini kesempatan emas baginya?? Starla sedang mabuk, dengan begitu Bara bisa mengorek informasi yang ia inginkan!! Bara tertawa dalam hati. "Tak perlu membuat wanita itu tergila-gila padaku, Devan! Besok pagi Kau akan shock melihatku membawa informasi penting yang membuat kita tak perlu melakukan penyamaran lagi!!" ucap Bara yakin dengan tangan terkepal. "OKE!! Ini bagian dari misi yang harus kujalani!!" Bara menghembuskan nafas panjang. Ia membuka bagian lain lemari khusus outfit penyamaran untuk mengeluarkan piranti wajibnya: kacamata tebal plus tahi lalat buatan yang menjadi ciri khas nya. "Oke! mumpung wanita itu mabuk, aku akan mengorek informasi penting yang ia ketahui!!" Bara tersenyum puas membayangkan bukti-bukti yang akan segera ia dapatkan malam ini. Dengan begini, ia tak perlu lagi menunggu waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu untuk mengungkap kecurangan yang dilakukan oleh Rahardian. * "Satu gelas lagi.." lenguh Starla. "Tentu saja, Bu Mona." Bara menuang botol alkohol ketiga ke dalam gelas Starla. Starla benar- benar mabuk parah malam ini. Sedikit demi sedikit Bara sudah mulai mengorek informasi tentang perusahaan. Meski begitu, ternyata semuanya tak semudah yang Bara pikirkan. Sejak tadi Starla hanya menceritakan kisah cintanya dengan pria bernama Ardan. Kini Bara tahu alasan mengapa Starla sampai mabuk seperti itu. Rupanya Starla baru saja dicampakkan oleh kekasihnya. "...Ardan!! Kamu breng$ek, tapi aku cinta.." Starla selalu mengakhiri kalimatnya dengan tangis pilu. "Tenang bu Mona, Anda wanita cantik dan mandiri. Banyak pria di luar sana yang menginginkan Anda..." Hoeeekk!!! Jujur. Rasanya Bara ingin muntah mengatakan hal gila tentang wanita di depannya saat ini. "Hai-- Lalat pikat!! Kau-- mengapa Kau disini??" tanya Starla dengan mata sayu. "Saya disini sebagai pendengar Anda bu Mona. Silahkan ungkapkan segala kesedihan yang Anda rasakan--" Starla tiba-tiba menangis heboh mendengar ucapan Bara. Ia mendekat dan memeluk tubuh Bara yang tak sempat menghindar. "Makasih, Bara. Meski Kau seperti lalat pikat, Kau memiliki sisi baik-- Hrrggghhhh!!" Starla bersendawa tepat di bahu Bara. "Bu Mona, jangan muntah--" "Hooeeekkkk!!" Terlambat. Starla terlanjur memuntahkan isi perutnya ke kemeja Bara. "Siaaalll!!!" Bara mendorong tubuh Starla hingga wanita itu kembali terjerembab di atas sofa. "Wanita Gila!!" Bara membuka kancing bajunya. Dengan jijik ia melepas kemeja yang menutupi tubuh atletisnya. "Waaaaaa!!!" "Lihat cowok itu. Meski wajahnya tak tampan, tapi tubuhnya bagus sekali.." Terdengar bisik-bisik beberapa kaum hawa di sekitar Bara. "Apes!! Mengapa nasibku selalu buruk sejak mengenal wanita ini" umpat Bara lirih dengan tatapan tajam ke arah Starla yang mulai mengigau tak jelas. Bara meraih botol di atas meja dan meneguknya dengan jengkel. Bara hampir saja menghabiskan separuh isi botol itu jika saja lidahnya tak merasakan getir luar biasa. Seketika Bara menatap botol di tangannya. Alkohol! Rupanya Bara keliru mengambil botol minum. Dengan jengkel Ia berjalan ke toilet untuk membersihkan kemejanya. Bara menerobos melewati beberapa pasang mata yang menatap takjub pada tubuhnya. Beberapa dari mereka bahkan berani mencolek tubuh Bara, membuat Bara bergidik. Dengan langkah besar ia segera melesat kabur ke toilet. Beberapa menit kemudian Bara kembali dengan kemeja basah di bagian bahu kiri sampai punggung. Bara membayar tagihan ke kasir lalu bergegas pergi. Langkahnya terhenti ketika hendak masuk ke taksi. Perasaannya tak tenang. Walau bagaimanapun Starla adalah seorang wanita. Rasanya tak etis meninggalkan dia sendirian di tempat seperti itu. Belum lagi pakaian yang ia kenakan saat ini sedikit memperlihatkan bagian tubuhnya. Meski Bara yakin tak ada pria yang berminat pada wanita itu, tetapi tak ada yang tidak mungkin jika mereka dalam kondisi mabuk. Setelah meninmbang-nimbang, Bara memutuskan untuk kembali dan membawa Starla pulang ke rumahnya. *** Keesokan harinya... Tok! Tok! Tok! Starla membuang selimut dengan kasar. "Siapa sih yang ganggu orang pagi-pagi begini!!! Ini hari libur WOII!!" teriaknya. "STARLA MONALISA! BUKA PINTU KAMAR KAMU!!" Starla seketika terduduk. "Ibunda Ratu Pantai Selatan!!" ucapnya dalam hati. "Iy--iya Buuuk!!" jawab Starla segera. Ia segera melompat dari kasur. Di bawahnya sepatu dan pakaian berceceran di lantai. "Aduh!! Gawat!! Kena semprot, nih!!" Cekrek!! Pintu kamar terbuka. Srini berdiri di depan pintu menatap marah pada putrinya. Wajahnya menegang dengan mata melotot. Ia berkacak pinggang dengan satu tangan sedangkan tangan lainnya terangkat ke atas membawa sepatu pria. "INI SEPATU SIAPA, STARLA??!" Starla mengucek matanya. Sepatu? "Lala nggak tahu--" "Jangan bilang Kamu kumpul kebo-- Astagfirullah!!" Glodak!! Sepatu di tangan Srini jatuh ke lantai. Wanita paruh baya itu baru saja menerobos masuk ke kamar putrinya dan seketika terkejut hingga jantungnya nyaris copot. Seorang pria tidur tengkurap tanpa pakaian sehingga menampakkan punggung dan bahu lebar yang (sebenarnya begitu mempesona). Starla berbalik dan merasakan tubuhnya lemas seketika menatap sosok pria yang tidur satu ranjang dengannya. Siapa dia?? (Next➡)
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN