Samael meremas leher Ilsa lebih erat beberapa detik sebelum kemudian melepaskannya. Ilsa bisa merasakan kelegaan mengaliri wajahnya yang memanas. Hanya sebentar karena ia kemudian bisa merasakan kejantanan Samael di punggung bagian bawahnya, tebal dan keras menusuk ke arahnya. Hanya sekilas karena pria itu kemudian melangkah mundur dan mulai melucuti pakaiannya sendiri. Ilsa, sementara itu, masih berdiri menempel ke tembok dengan pikiran sepanik seekor kelinci yang sedang tersudut di pinggiran tebing. Kekuatan Samael selalu menakutkannya. Jika sampai pria itu menyentuhnya dengan kekuatan yang tidak terkendali seperti sekarang, sudah pasti ia akan terluka. Memar dan lebam sering di dapatnya bahkan ketika Samael dalam keadaan penuh kontrol. Apa yang akan terjadi kini pria itu lepas ken