Kemudian mata itu kembali tertutup, dan tubuh Samael yang berat terjatuh ke depan, menindih badan Ilsa dibawahnya. “Master.” Ilsa menjerit pelan merasakan beratnya badan Samael yang melemas diatas tubuhnya. Samael tidak bergerak. Sepertinya sudah kembali tidak sadarkan diri. Beberapa saat Ilsa terdiam dibawah tubuh Samael. Memikirkan panggilan yang baru di dengar keluar dari bibir pria itu. Ia memanggilnya, Ilsa ku yang manis? Belum pernah Samael menyebut namanya dengan panggilan selembut itu. Apakah dirinya bermimpi? Ilsa berpikir. Apakah ia salah dengar? Apakah efek dari racun adalah membuat pikiran Samael menjadi berantakan? Mungkinkah ia benar-benar memanggilnya dengan sebutan Ilsa ku yang manis? Ilsa tidak bisa menemukan jawabannya. Panasnya tubuh Samael yang menyelimuti Ils