Samael tanpa sadar tertidur diatas perut Ilsa dan baru terbangun ketika merasakan gerakan dari tubuh di bawah kepalanya. Ia mengangkat kepalanya dari perut Ilsa dan mendongak, menatap wajah Ilsa. Tangannya masih menggenggam erat tangan Ilsa. Entah jam berapa sekarang, Samael tidak lagi memperhatikan. Mungkin mendekati subuh. Perhatiannya sepenuhnya tertuju pada mata bengkak Ilsa yang kini membuka pelan. Pandangan gadis itu langsung terarah ke wajah Samael yang ada di depannya. “Mh…Master….” Ilsa membuka bibirnya yang sobek mencoba memanggil. “Jangan bergerak.” Samael memberi perintah. “Magda memberimu banyak obat penahan sakit dan penenang. Kau tidak akan ingat apa yang terjadi malam ini. Kembalilah tidur, Ilsa” Tapi mata Ilsa masih membuka. Walaupun kabur, gadis itu berusaha meneng