Dua bulan berlalu. Ilsa terbangun oleh sebuah tendangan ke sisi perutnya pagi itu. Setelah tidak bisa tidur dengan nyenyak sepanjang malam karena terus terbangun untuk kencing, sekarang ia merasa sangat lelah dan kesal. Sebuah tendangan terasa lagi di arah yang sama, membuat Ilsa mengaduh dan mengernyitkan matanya. “Aku akan khawatir jika sehari saja kau tidak menendangku.” Ilsa menggumam sambil mengangkat tubuhnya bangkit dari ranjang dengan susah payah. Dengan usia kandungannya kini berjalan lima bulan, perut wanita itu terlihat lebih besar dari usia kehamilannya. Semua mengatakan hal ini terjadi karena Sang Bayi membawa pembawaan ayahnya yang bertubuh besar. Setelah berhasil duduk, ia mengelus perutnya dan kembali menggumam. “Tapi, bayiku sayang…, seperti ayahmu, tenagamu terlalu