Terpaksa Harus Dirahasiakan

1273 Kata

Bianca duduk terpaku di ujung kursi tunggal, kedua tangannya tertaut satu sama lain, menunggu detik-detik penentuan. Detak jantungnya berdebar kencang, seperti drum yang dipukul tak berirama. "Tolong negatif ... Harus negatif ..., " bisiknya dalam hati, meski kegelisahan terus menggerogoti pikirannya. Ia tahu betul, jika kali ini hasilnya positif kali maka dapat dipastikan bukan merupakan benih suaminya melainkan dari sebuah affair yang mungkin bisa menghancurkan segalanya. Napasnya tersendat setiap kali matanya mencuri pandang ke arah alat uji yang belum berani ia balik—seolah-olah benda kecil itu memegang kunci hidup dan matinya. Di atas meja kerja, tumpukan dokumen seakan menatapnya dengan tatapan menyindir. Tapi, Bianca sama sekali tak memiliki mood untuk menyentuhnya sekarang.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN