Keesokan harinya, Bianca masuk kantor seperti biasa. Dengan pakaian kantor modern nan trendy serta sikap profesionalnya, ia berusaha mengalihkan segala drama hidup dengan menenggelamkan diri dalam pekerjaan sebagai direktur rumah sakit. Hari ini, ia bersyukur karena jadwalnya tidak hanya terpaku di belakang meja—ada inspeksi ke beberapa ruangan fasilitas rumah sakit yang menunggu. Setidaknya, ia bisa sedikit menghirup udara berbeda, melepas penat dari rutinitas administrasi yang membosankan. Namun, di tengah upayanya untuk tetap fokus, pandangannya tanpa sengaja tertuju pada sofa di sudut ruangannya. Sofa itu diam, tak bersuara, tapi seolah menyimpan gemuruh kenangan yang tak bisa dihindari. Di sanalah ia dan Luis pernah terlibat dalam percumbuan yang mengesankan, penuh gairah dan kei

