Izin Yang Terlarang

1204 Kata
Pagi ini tidak biasa. Entah mengapa sebelum mengunjungi suaminya yang masih terbaring di ICU, Bianca malah tergerak menuju ruang NICU bagian anak untuk menjenguk bayi R. Selain karena ingin mengetahui kondisi bayi tersebut, Bianca berpikir siapa tahu bayi R masih kekurangan ASI dan tentu saja wanita yang kerap berpenampilan elegan walau dalam balutan outfit casual itu senang jika bisa membantu sang bayi. Di sisi lain, Bianca masih memikirkan akan keterangan Kestrel sang sahabat semalam menegenai asal usul bayi R. Kestrel sendiri adalah dokter spesialis anak yg kebetulan menangani bayi R. Ia mengatakan bahwa Luis sempat memberi keterangan secara privasi jika bayi R merupakan bayi premature dari mantan kekasihnya. Sang mantan memutuskan kabur dari rumah sakit saat menjalani perawatan, meski begitu bayi R bukanlah darah daging Luis. Faktanya Luis terlanjur sayang pada bayi R, dan berniat mengadopsi. Sungguh niat Luis sukses membuat Bianca terenyuh dan menaruh hormat terhadap dokter yang merupakan paman Palakor suaminya. Namun, Bianca tak ingin larut dalam perasaan sentimentil saat ini. Bianca bahkan menghindari bertemu Luis karena bagiamanapun sang Dokter merupakan paman yang jahat alias telah mendukung sang keponakan menikah dengan suaminya. "Nyonya Miller," panggil Luis kepada Bianca yang baru saja hendak masuk ke dalam ruang NICU sedangkan sang dokter baru datang. S*al! Niat menghindari malah bertemu juga. Bianca mengumpat dalam hati sebelum merespon Luis. "Ya." "Aku tahu kau baru saja menjenguk bayi R. Bisakah kita bicara di ruanganku?" pinta suara bariton sang dokter yang terdengar begitu candu. "Tidak perlu. Aku—" "Sekalian aku pun ingin menginformasikan tentang keadaan terkini suamimu, Nyonya." Tak ingin mendengar penolakan, Luis mengemukakan jurus jitu agar Bianca mau bicara ke ruangannya. Pada kenyataannya hati Luis pun sedang dilanda penasaran terhadap wanita cantik nan modis di hadaoannya. "Baiklah kalau begitu," balas Bianca datar. Benar dugaan Luis, Bianca akan mengikuti permintaannya dengan alasan utama yakni kondisi sang suami. Beberapa saat kemudaian. Bianca sudah duduk di sebuah kursi tunggal konsultasi ruangan Dokter Luis. Namun, tak langsung membahas kondisi Jonathan. Luis malah berterima kasih atas kebaikan Bianca yang rela mendonorkan ASI-nya untuk Bayi R. "Bayi R perlahan mulai menunjukkan perkembangan berarti itu semua karena stok uhm ... ASI-mu semalam," gugup Luis saat membahas ASI. Entah mengapa, gambaran gunung kembar Bianca di saat bersamaan menyeruak. Di sisi lain, Bianca merasa bangga dan terharu dalam hati. Ia baru tahu jika hanya karena ASI miliknya bisa menyelamatkan kondisi seorang bayi. "Ekhem. Jika diperbolehkan aku bisa menyusuinya langsung. Meski kau paman palakor suamiku, aku jamin tidak akan melibatkan perasaan itu terhadap makhluk tak berdosa seperti Bayi R." Dengan masih mempertahankan ego tingginya, Bianca menawarkan diri bersedia memberikan ASI langsung untuk bayi R hanya atas dasar nama kemanusiaan. Bianca rencananya akan mempir ke ruangan NICU setelah menjenguk Jonathan. Mendengar pengakuan tersebut, Luis tersenyum tipis, ia akui hatinya terkagum-kagum pada sosok Bianca. Sang dokter tidak habis pikir jika benar suaminya menduakan puan yang sangat baik itu dengan sang keponakan. Itu membuat Luis cukup geram. Tak lama, Luis menukar kebaikan Bianca dengan informasi bahwa adiknya memang benar menikah singkat dengan suami Bianca di Las Vegas. Las Vegas sendiri merupakan kota yang terkenal dengan menikah satu malam dan pernikahan mereka diakui disana tapi tidak dengan negara masing-masing secara resmi. "Kau tidak perlu khawatir. Pernikahan mereka tidak sah secara negara." "Uhm, aku belum bisa memutuskan apa-apa. Aku akan menunggu keterangan dari suamiku ketika dia pulih nanti." Meski sebenarnya masih sakit, mendengar keterangan Luis barusan, Bianca sedikit bisa bernapas lega. Namun, tetap sana angannya kini melambung jauh, memikirkan pertukaran pesan Emma dan Jonathan. Bianca dapat merasakan bahwa suaminya memang mencintai Emma dan melakukan hubungan asmara diam-diam bahkan saat pernikahan mereka terjadi. Belum lagi pengakuan hamil Emma. Argh, sungguh, Bianca belum memiliki energi untuk membahas hal tersebut satu-persatu karena otak dan fisiknya terlalu lelah. *** Keesokan harinya selama beberapa hari Bianca rutin menjenguk Jonatgan yang masih belum ada tanda-tanda kemajuan pulih sembari menyusui langsung bayi R. Kabar baik pun diumumkan, bayi R sudah semakin kuat berkat ASI langsung Bianca. Hari ini adalah hari penentuan baby R bisa keluar dari ruang NICU atau tidak. Bianca dengan harap cemas menunggu di luar ruangan. Tak lama, Luis menginformasikan dengan berpura-pura memasang raut datar tak terbaca cenderung sendu. Namun, itu berlawan saat Luis mengabari bahwa bayi R sudah cukup pulih dan bisa pindah ke ruang rawat biasa. Bianca yang senang gemas lantas spontan mencubit perut Luis karena hampir membuat jantungnya copot. "Argh! Cubitanmu sakit, Nyonya Miller," keluh Luis mengelus bagian perut samping yang terkena cubitan Bianca. "Kau pantas mendapatkannya karena telah membuat lelucon menyebalkan," sinis Bianca memutar bola mata dengan malas. "Terima kasih." Suasana kembali serius kala Luis berterima kasih kepada Bianca secara tulus. "Sama-sama," ujar Bianca yang juga terdengar tulus. Netra keduanya sama-sama terkunci, saling bersitatap terjadi untuk sejenak seolah ada chemistry lain di sana. "Dokter Luis, Bayi R siap dipindah." Tak lama seorang suster menyela momen keduanya, menginformasikan bahwa bayi R akan dipindah ke ruangan rawat bayi di observasi lebih lanjut. "Nyonya Miller, pay*dara Anda rembes." Namun, di saat bersamaan sang suster terkesiap dan spontan berseru seraya menatap bagian payud*ra Bianca yang rembes hingga menjeplak di blouse berwarna dusty pink yang tengah dikenakan. Mata Luis pun sontak tertuju pada area yang dimaksud sang suster. Sempat terpana beberapa saat karena melihat area dua gunung kembar Bianca yang menegang, akan tapi dengan sigap Luis langsung membalutkan jas dokter miliknya pada tubuh Bianca agar rembesan bagian gunung kembar tertutupi. "Ergh, ini pasti gara-gara aku lupa pakai Breast Pad," keluh Bianca pada diri sendiri. "Terima kasih ... aku akan mengembalikannya," lanjutnya berterima kasih kepada Luis. "Tidak, aku akan mengantarmu pulang karena kebetulan shif-ku berakhir," tutur Luis memaksa mengantarkan Bianca pulang. "Tolong kabari aku segera mengenai situasi bayi R setelah masuk ke ruang rawat, Sus," tandas Luis kepada sang suster. Di sisi lain, entah mengapa Bianca seolah manut saat Luis menawarkan mengantarnya pulang. Di sepanjang jalan, Luis akui hatinya gelisah, dokter pemilik gairah tinggi itu menahan hasratnya mati-matian karena menyaksikan gunung kembar milik Bianca menegang disertai jeplakan imbas ASI berlebih dari balik kemeja tipis yang basah. Ia tahu betul, ASI sang puan sedang melimpah hingga bocor. Rasanya, belah ranumnya ingin membantu menyesap ujung menonjol bagian gunung kembar sintal milik Bianca. Namun, Luis sadar pikirannya salah. ia pun segera mendistraksi dengan obrolan kecil menawarkan mampir ke apotik untuk membeli pad penyerap ASI agar lonjakan asinya yang melimpah terserap. "Tidak perlu, langsung ke rumah saja," tolak Bianca dengan alasan akan langsung menyusui Ariana langsung sesampainya di rumah. Sesampainya di pelataran rumah Bianca, sang puan melepas jas dokter milik Luis dan berterima kasih sekali lagi. Tanpa puan itu sadari, jeplakan itu bertambah meluas di blouse-nya dan semakin membuat hasrat pria Luis kembali bangkit. Mata Luis menghindar, akan tetapi sebuah insiden kecil memaksanya harus berhadapan dengan payud*ra sintal yang tengah menjadi ujian hidupnya saat ini. Sabuk pengaman yang dikenakan Bianca sedikit macet tak bisa puan itu buka. "Biar kubantu. Maaf, aku pecinta mobil klasik jadi terkadang sabuk ini macet," tutur Luis beralasan. Saat dihadapkan dengan dua gunung kembar dari jarak dekat, hasrat Luis semakin tak terkendali. Diikuti dengan kedua pasang mata yang kembali bersitatap dalam jarak beberapa inci saja. Tak lama, belah ranum keduanya perlahan saling memagut, sedangkan tangan kiri Luis mulai membuka satu persatu-satu kancing blouse Bianca dan meminta izin di sela pertautan belah ranum untuk menyesap kelebihan ASI.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN