Jarum jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, tapi Irwan dan Ega masih berada di atas ranjang mereka. Setelah salat subuh tadi Ega tidur kembali karena merasa tak enak badan dan Irwan memilih untuk menemaninya.
Irwan memandang Ega yang masih terlelap dalam tidurnya. Sejak menikah ini merupakan salah satu kegiatan favoritnya. Irwan tak pernah bosan memandang wajah terlelap Ega setiap pagi. Tangan Irwan terulur menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Ega. Dia bersyukur memiliki istri secantik Ega, bukan hanya cantik wajah tapi juga cantik hatinya. Irwan merasa hidupnya lebih sempurna setelah menikah.
“Pagi, sayang,” sapa Irwan saat melihat Ega mulai membuka matanya.
“Pagi, ‘a,” sahut Ega dengan suara serak khas bangun tidur.
Irwan tersenyum melihat Ega menguap di depannya. Dia memajuka
