Vanila Karenina, Putri Sang Konglomerat

1586 Kata

Vanila berdiri di depan cermin besar di kamar mereka, mengenakan gaun putih gading tanpa lengan yang Adrian pilihkan sendiri semalam. Rambutnya diikat rapi ke belakang, hanya menyisakan beberapa helai lembut yang membingkai wajahnya. Tak ada perhiasan mencolok, hanya sepasang anting kecil berbentuk tetes mutiara dan kilau samar dari cincin pernikahan di jari manisnya. Namun bukan gaun atau perhiasan yang membuat jantungnya berdebar begitu kencang pagi itu. Melainkan satu hal yang akan segera terjadi beberapa jam lagi—konferensi pers besar yang akan menempatkan dirinya bukan hanya sebagai istri Adrian Pratama, tapi juga sebagai putri kandung Berliana Karenina, salah satu konglomerat paling berpengaruh di Asia. “Kamu cantik sekali,” ucap Adrian dari belakang, menghampirinya dengan langkah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN