Cahaya matahari menyelinap pelan melalui celah tirai kamar yang belum sepenuhnya ditutup. Udara pagi dari sistem ventilasi otomatis mengatur suhu tetap nyaman, hangat tapi tidak terlalu, membuat siapa pun enggan bangun dari kasur. Vanila bergerak pelan, membuka matanya perlahan. Matanya langsung tertuju pada garis rahang Adrian yang tegas dan leher jenjangnya yang berembun tipis oleh keringat tidur. Suaminya masih tertidur di sampingnya, d**a naik turun perlahan, dan satu lengannya melingkari pinggang Vanila dengan ringan namun penuh kepemilikan. Tapi yang menarik perhatian Vanila bukan hanya wajah tampan Adrian yang tertidur. Ia merasakan sesuatu yang mengeras, menegang, menekan perut bawahnya dari balik selimut tebal yang masih membungkus tubuh mereka. Vanila tersenyum kecil. Pagi i