Kinanti tampaknya tidak tertarik dengan isyarat Dimas. “Kasih saja aku pendapat kamu, Pak Dimas. Nggak ada waktu untuk masuk ke kamar.” “Hm….” Dimas menggumam sejenak, lalu tertawa kecil mendengar kata-kata Kinanti yang terkesan sok. Tawa yang bernada sarkas. Sikap Kinanti menurut Dimas tak ubahnya seperti wanita-w************n yang sok menolak tawaran, tapi sangat ramah di ranjang. Dimas mengerutkan dahinya sambil mengusir rambut di dahinya dengan jari-jari panjangnya, mencoba menampakkan ketampanan wajahnya ke hadapan Kinanti. Dimas tatap tajam wajah Kinanti. “Kamu bilang nggak punya waktu … tapi datang kepadaku hanya untuk mempertanyakan masalah sepele ini? Kinanti, alasanmu benar-benar nggak masuk akal.” Dua alis mata Kinanti bertaut, agak bingung atas tuduhan Dimas. Entah kenapa d

