"Seandainya kau masih ada, Callista." Benar saja. Kepalanya pusing setelah bertemu dengan Gladys. Dia jadi teringat kembali dengan sang mantan istri yang telah meninggal dunia. Kalau saja dulu istrinya tidak meninggal, dia pasti tidak perlu bertemu dengan Gladys. Tepatnya beberapa tahun yang lalu. Hari itu menjadi hari yang paling menyedihkan bagi Reigan. Kehilangan wanita yang amat dicintainya. Callista. Pria paruh baya datang menghampirinya. Dia adalah ayah kandung Gladys yang tak lain adalah paman Callista. "Rei, kau harus tabah," kata pria itu sambil berusaha menghibur hati Reigan. Reigan tidak menjawab. Dia tidak bisa dihibur sama sekali. "Reigan, bisakah kita berbicara berdua saja?" Pembicaraan itu tak seharusnya ia dengar. Tanah kuburan Callista masih merah, tapi pamann

