Pria berkulit putih, bermata sipit dengan postur tubuh tinggi sedikit kurus menyeret sebuah koper besar menuju pintu kedatangan penumpang di sebuah bandara. Bertahan-tahun tinggal di negara orang tak lantas membuat Fabio lupa akan negara tempat ia di besarkan. Fabio memang tidak lahir di negara ini, akan tetapi pria itu lahir di negeri gingseng dua puluh lima tahun lalu. Barulah ketika Bio, begitu biasa keluarga memanggilnya, berusia satu tahun keluarga memboyongnya dan menetap di negara ini. Kacamata hitam yang bertengger di atas hidung sama sekali tak ada niat untuk Bio lepas. Namun, kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan dengan pandangan mengedar mencari seseorang yang sudah ia hubungi agar menjemputnya di sini. Fabio menghela napas. Kakak lelakinya yang terlalu sok jual mahal itu,