36

1403 Kata

Reiner membuka matanya pada pukul enam pagi. Ia terlelap di sebelah tempat tidur Lauryn dengan tangan yang tidak pernah melepaskan genggamannya pada tangan Lauryn. “Selamat pagi, Lauryn.” Reiner menyapa Lauryn. Menyapa Lauryn merupakan hal yang tidak pernah ia lewatkan. “Selamat pagi, Reiner.” Bulu mata lentik Lauryn bergerak, kelopak matanya yang sudah hampir dua minggu tertutup kini terbuka. Iris biru tenangnya kini terlihat lagi. Reiner membeku sejenak, ia harap ini bukan mimpi. Ia tidak ingin dihempaskan oleh kenyataan karena dirinya yang berharap terlalu tinggi. Senyum tampak di wajah pucat Lauryn. “Apakah aku sudah membuatmu menunggu terlalu lama?” tanya Lauryn. Suara yang Reiner rindukan itu menarik Reiner kembali ke dunia nyata. Ia mencubit pahanya sendiri, untuk memastikan b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN