[Author’s POV] Dengan maner terhormat, Alverz menyeruput teh dan meletakkannya kembali di atas meja sebelum menatap ke arah Jordan di seberang kursi. Pria tua itu nampak ragu-ragu. Alverzi tahu jika tidak mudah mendapatkan kepercayaan meski dia sudah menjual nama sebagai Putra Mahkota. Tetap saja, Putra Mahkota tanpa dukungan faksi bangsawan dianggap tidak berguna. Dia tidak memiliki nilai lebih untuk dapat membantu siapapun di masa depan nanti, bahkan skenario terburuk adalah dia didemotasi dari posisi calon pemegang tahta lalu diasingkan ke suatu tempat karena bangsawa-bangsawan tamak kuasa tersebut. Namun, Alverz tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Aku akan membuat kisahku mulai dari sekarang, sebuah kisah di mana semua orang akan menatapku dengan penuh penghormatan dan tidak ada

